Berdasarkan tingkat pengangguran dapat
kita lihat kondisi suatu Negara, apakah perekonomiannya berkembang atau lambat
dan atau maengalami kemunduran. Dengan tingkat pengangguran bisa dilihat
kesenjangan distribusi pendapatan yang diterima suatu masyarakat tersebut.
Pengangguran dapat terjadi akibat dari tingginya angkatan kerja yang tidak
diimbangi dengan adanyan lapangan pekerjaan yang luas serta penyerapan tenaga
kerja yang presentasenya cenderung kecil. Hal ini terjadi karena rendahnya
tingkat pertumbuhan penciptaan lapangan kerja untuk menampung tenaga kerja yang
siap bekerja.
Menurut Muana Nanga (2001) dilihat dari
sebab-sebab timbulnya, pengangguran dapat dibedakan menjadi: pengangguran
friksional atau transisi (frictional or transitional
unemployment adalah
jenis pengangguran yang timbul sebagai akibat dari adanya perubahan dalam
syarat-syarat kerja, yang terjadi seiring dengan perkembangan atau dinamika
ekonomi yang terjadi. Pengangguran ini dapat pula terjadi karena berpindahnya
orang dari satu daerah ke daerah lainnya, atau dari satu pekerjaan ke pekerjaan
lainnya.
Pengangguran struktural (structural
unemployment) adalah jenis pengangguran yang terjadi sebagai akibat
adanya perubahan di dalam struktur pasar tenaga kerja yang menyebabkan
terjadinya ketidaksesuaian antara penawaran dan permintaan tenaga kerja.
Ketidakseimbangan didalam pasar tenaga kerja yang terjadi antara lain karena
adanya peningkatan permintaan atas satu jenis pekerjaan, sementara jenis
pekerjaan lainnya mengalami penurunan permintaan, dan permintaan itu sendiri
tidak melakukan penyesuaian dengan cepat atas situasi tersebut
Pengangguran alamiah (natural
unemployment) atau lebih dikenal dengan istilah
tingkat pengangguran alamiah (natural rate of unemployment) adalah tingkat pengangguran yang terjadi pada
kesempatan kerja penuh (Sachs and Larrain,1993) atau tingkat pengangguran
dimana inflasi yang diharapkan (expected inflation) sama dengan tingkat inflasi aktual ( actual inflation).
Pengangguran konjungtur atau siklis (cyclical unemployment) terjadi akibat merosotnya kegiatan ekonomi atau karena
terlampau kecilnya permintaan efektif aggregat (effective aggregate demand) didalam perekonomian dibandingkan dengan penawaran
aggregat (AS). Oleh karena itulah para ahli ekonomi sering menyebut jenis
pengangguran ini sebagai “demand-deficient unemployment”. Sebaliknya jenis pengangguran ini akan berkurang kalau
tingkat kegiatan ekonomi meningkat.
Mankiw (2000) menyatakan bahwa
pengangguran akan selalu muncul dalam suatu perekonomian karena beberapa
alasan. Alasan pertama adalah adanya proses pencarian kerja, yaitu
dibutuhkannya waktu untuk mencocokkan para pekerja dan pekerjaan. Alasan kedua
adalah adanya kekakuan upah. Kekakuan upah ini dapat disebabkan oleh tiga hal,
yaitu adanya kebijakan upah minimum, daya tawar kolektif dari serikat pekerja,
dan upah efisiensi.
Teori Pertumbuhan
Perekonomian
Menurut Arsyad: 1992, teori pertumbuhan ekonomi
menjelaskan mengenai factor-faktor yang menentukan pertumbuhan ekonomi dan
prosesnya dalam jangka panjang, mengenai bagaimana factor-faktor itu
berinteraksi satu dengan yang lainnya, sehingga menimbulkan terjadinya proses
pertumbuhan.
Secara umum, pertumbuhan ekonomi
didefinisikan sebagai peningkatan dalam kemampuan dari suatu perekonomian dalam
memproduksi barang dan jasa. Dengan kata lain, pertumbuhan ekonomi lebih
menunjuk pada perubahan yang bersifat kuantitatif dan biayanya diukur dengan
menggunakan data produk domestic bruto(PDB) atau pendapatan output per kapita.
Produk domestic bruto (PDB) adalah total nilai pasar dari barang-barang akhir
dan jasa-jasa yang dihasilkan dalam suatu perekonomian selama kurun waktu
tertentu (biasanya satu tahun). Tingkat pertumbuhan ekonomi menunjukkan
persentasi kenaikan pendapatan nasionala rill pada tahum sebelumnya (Nanga,
2001).
Teori A.W. Phillips
Menurut Amir (2007), menjelaskan bahwa
teori Phillips muncul karena pada saat tahun 1929, terjadi depresi ekonomi
Amerika Serikat , hal ini berdampak pada kenaikan inflasi yang tinggi dan
diikuti denfan pengangguran yang tinggi pula. Dari hasil pengamatan yang
dilakukan , ternyata ada hubungan yang erat antara inflasi dengan timgkat
pemgamgguran. Jika inflasi tinggi, pengangguran pun akan rendah.
Hubungan Antara pengangguran dan Inflasi
Hubungan antara inflasi dan pengangguran
banyak diperoleh dari hasil penelitian empiris di beberapa Negara. Amir (2008)
melakukan penelitian tentang pengaruh inflasi terhadap pengangguran di
Indonesia menggunakan data tahun 1980 hingga 2005. Dengan menggunakan metode
OLS hasil penelitian beliau tidak berhasil memperoleh bukti adanya pengaruh
inflasi terhadap pengangguran.
Kitov (2007) meneliti hubungan antara
inflasi daan pengangguran di Jepang dengan menggunakan data pengangguran dan
indeks harga konsumen Jepang tahun 1982 hingga 2006. Dengan menggunakan model
regresi diperoleh kofisien regresi yang bernilai negative sebesar -0,94 dengan
konstanta 0,0041. Hasil penelitian tersebut menunjukkan adanya hubungan antara
inflasi dan pengangguran pada perekonomian Jepang. Berdasarkan uraian diatas
Endang Setyowati menyimpulkan bahwa: ada hubungan kausal antara inflasi dengan
pengangguran di Indonesia.
Hubungan antara Tingkat Inflasi dan Tingkat Pengangguran
Indonesia merupakan salah satu Negara yang berkembang, salah satu masalah yang dihadapi Indonesia sampai saat ini yang belum ada solusinya yaitu pengangguran. Pengangguran merupakn salah satu masalah yang sangat kompleks karena mempengaruhi dan dipengaruhi oleh banyak factor yang saling berinteraksi mengikuti pola yang tidak selalu muda dipahami.
Inflasi merupakan suatu proses kenaikan harga-harga yang berlaku dalam suatu perekonomian, sedangkan tingkat inflasi adalah presentasi kenaikan harga-harga barang dalam periode waktu tertentu (Sadono Sukirno, 2005). Dengan semakin tingginya tingkat inflasi yang terjadi maka akan berakibat pada tingkat pertumbuhan ekonomi yang menurun sehingga akan terjadi peningkatan terhadap angka pengangguran.
https://masrianisaidin.wordpress.com/2014/05/31/pengaruh-inflasi-dan-pengangguran-terhadap-pertumbuhan-perekonomian-di-indonesia/