Pemprov DKI Jakarta berencana menghapus peraturan 3 in 1 yang diterapkan di sejumlah ruas jalan Ibu Kota. Kebijakan tersebut dinilai tak memberikan pengaruh berarti dalam mengatasi kemacetan di Jakarta.
Program 3 in 1 merupakan peraturan yang mewajibkan mobil pribadi untuk mengangkut penumpang 3 orang atau lebih saat melewati sejumlah ruas jalan. Peraturan itu berlaku mulai pukul 07.00 WIB hingga 10.00 WIB dan pada pukul 16.00 WIB hingga 19.00 WIB.
Ruas yang terkena peraturan tersebut di antaranya Jalan Sisingamangaraja, Jalan Jenderal Sudirman, Jalan MH Thamrin, Jalan Medan Merdeka Barat.
Rencananya, sebelum diberlakukan penghapusan 3 in 1 akan terlebih dulu diujicoba pada 5-8 April dan 11-13 April 2016. Nantinya, hasil uji coba itu akan menjadi masukan atas rencana penghapusan peraturan tersebut.
Namun begitu, di tengah rencana itu muncul sejumlah kontroversi antara Pemprov DKI dengan Polda Metro Jaya.
Ahok menyebut uji coba ini dilakukan karena ia menemukan kasus eksploitasi anak yakni para joki 3 in 1 yang memberi obat penenang kepada anak-anak. Untuk itu Ahok ingin menghilangkan joki agar masalah yang sama tidak terulang kembali.
"Saya enggak suka, karena anak dikasih penenang untuk tidur ini satu generasi rusak," kata Ahok.
Tak hanya itu, peraturan 3 in 1 disebutnya pun juga tidak benar-benar menjadi solusi mengurangi kemacetan di Jakarta. Makanya Ahok pun mencoba mencari solusi terbaik, dan ingin melihat bagaimana dampak jika 3 in 1 dihapuskan.
"Enggak ada 3 in 1 sama macetnya, karena 3 in 1 dimasukin anak-anak tadi. Belum lagi orang ngantre," tutur eks anggota DPR ini.
Ahok menjamin bahwa uji coba ini tidak ada kaitannya dengan perihal pencalonan dirinya menjadi cagub DKI. Ia memang berencana untuk maju di Pilgub DKI melalui jalur independen.
"Saya mana pernah minta simpatik orang, sikat terus kok," tegas Ahok.
Mengenai hasil selama beberapa hari penghapusan 3 in 1, Ahok belum mau berkata banyak. "Kan baru 3 hari, makanya kita butuh 2 minggu untuk evaluasi," ujarnya.
Uji coba penghapusan 3 in 1 ini berlaku dari 5-8 April dan 11-13 April 2016. Jika evaluasi penghapusan 3 in 1 ternyata justru menambah kemacetan, Ahok berencana untuk menerapkan sistem pemberlakuan nomor kendaraan ganjil-genap.
"Tergantung evaluasi dua minggu ini. Kalau dua minggu ini kemacetan hampir mirip, ya enggak diterapkan. Kalau macetnya tambah parah ya harus diterapkan," terang Ahok, Selasa (5/4).
"Saya enggak suka, karena anak dikasih penenang untuk tidur ini satu generasi rusak," kata Ahok.
Tak hanya itu, peraturan 3 in 1 disebutnya pun juga tidak benar-benar menjadi solusi mengurangi kemacetan di Jakarta. Makanya Ahok pun mencoba mencari solusi terbaik, dan ingin melihat bagaimana dampak jika 3 in 1 dihapuskan.
"Enggak ada 3 in 1 sama macetnya, karena 3 in 1 dimasukin anak-anak tadi. Belum lagi orang ngantre," tutur eks anggota DPR ini.
Ahok menjamin bahwa uji coba ini tidak ada kaitannya dengan perihal pencalonan dirinya menjadi cagub DKI. Ia memang berencana untuk maju di Pilgub DKI melalui jalur independen.
"Saya mana pernah minta simpatik orang, sikat terus kok," tegas Ahok.
Mengenai hasil selama beberapa hari penghapusan 3 in 1, Ahok belum mau berkata banyak. "Kan baru 3 hari, makanya kita butuh 2 minggu untuk evaluasi," ujarnya.
Uji coba penghapusan 3 in 1 ini berlaku dari 5-8 April dan 11-13 April 2016. Jika evaluasi penghapusan 3 in 1 ternyata justru menambah kemacetan, Ahok berencana untuk menerapkan sistem pemberlakuan nomor kendaraan ganjil-genap.
"Tergantung evaluasi dua minggu ini. Kalau dua minggu ini kemacetan hampir mirip, ya enggak diterapkan. Kalau macetnya tambah parah ya harus diterapkan," terang Ahok, Selasa (5/4).
http://news.detik.com/berita/3183059/ini-alasan-ahok-hapuskan-3-in-1-bukan-untuk-cari-simpati-sikat-terus
http://megapolitan.harianterbit.com/megapol/2016/04/04/59457/18/18/Penghapusan-3-in-1-Akal-Akalan-Ahok-Untuk-Memuluskan-Perusahaan-Pelaksana-ERP
Tidak ada komentar:
Posting Komentar